03 Jun Kenali Perbedaan Demensia dan Alzheimer yang Sering Salah Kaprah
Sering terdapat kekeliruan menganggap bahwa demensia dan alzheimer adalah penyakit yang sama, padahal sebenarnya berbeda meskipun sama-sama terjadi di otak. Lantas apa perbedaan antara demensia dan alzheimer? Apakah ada cara untuk menanganinya? Simak selengkapnya di artikel ini.
Apa itu demensia dan alzheimer?
Demensia adalah istilah umum yang menggambarkan gejala-gejala negatif pada memori, sementara alzheimer adalah salah satu jenis demensia, di mana tidak hanya berpengaruh pada memori namun juga kognitif seseorang.
Demensia degeneratif memiliki beberapa jenis, seperti berikut.
- Demensia frontotemporal: perubahan tingkah laku dan berbahasa seseorang akibat perubahan pada lobus frontal dan temporal di otak. Frontotemporal membuat seseorang menjadi impulsif, tidak punya simpati, dan sulit menemukan kata-kata yang tepat.
- Parkinson: gangguan motorik karena terganggunya bagian ganglia basalis di dalam otak. Parkinson membuat tangan dan/atau lengan tremor, tubuh bergerak lebih lambat dari biasanya (bradikinesia), dan kakunya otot sehingga kadang wajah sulit berekspresi.
- Demensia vaskular: kerusakan daya kognitif akibat kurangnya pasokan darah di otak. Vaskular bisa membuat seseorang sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, linglung hingga disorientasi
- Lewy body dementia (LBD): gangguan pada kemampuan mental, berpikir, dan tingkah laku akibat tumpukan protein alpha-synuclein yang abnormal dalam otak. LBD membuat seseorang berhalusinasi, kemunduran berpikir, dan gangguan tidur.
- Alzheimer: gangguan memori yang disebabkan oleh pertumbuhan protein amiloid dan protein tau di sekitar sel otak. Alzheimer membuat seseorang sulit bicara, kebingungan, sering tersesat, kecemasan hingga halusinasi.
Apakah usia satu-satunya faktor penyebab?
Demensia adalah penyakit degenerasi yang menyerang fungsi kognitif. Demensia tercatat sebagai penyebab kematian terbesar nomor tujuh di dunia. Demensia sangat sering menyerang mereka yang berusia di atas 65 tahun. Tapi mereka yang berusia lebih muda juga bisa terkena demensia.
Menurut World Health Organization atau WHO, Alzheimer adalah jenis demensia yang paling sering terjadi, dengan prevalensi 60-70% kasus dari demensia.
Sekalipun demensia disebabkan oleh konsekuensi biologis saat menjadi tua, sebenarnya ada beberapa hal pemicu sehingga gejala demensia muncul lebih dini. Demensia yang menyerang mereka di bawah usia 65 tahun disebut young onset dementia.
Berikut hal-hal pemicu munculnya gejala demensia dini.
- jarang bergerak
- merokok
- sering minum minuman beralkohol
- obesitas
- stres dan depresi
- polusi udara
Bagaimana mengatasi demensia?
Sayangnya sampai sekarang demensia tidak bisa diobati. Pengobatan medis hanya akan meringankan gejala yang muncul. Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala-gejala demensia seperti di atas, segera kunjungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Untuk mencegahnya, Anda perlu menjauhi hal-hal pemicu dan fokus pada makanan bernutrisi, olahraga, dan mengendalikan stres dengan bijaksana.
Bantu jaga daya ingat dengan herba
Terdapat herba yang terkenal sejak ratusan tahun lalu untuk menunjang daya ingat, yaitu ginkgo biloba. Tumbuhan ginkgo biloba telah lama digunakan sebagai obat tradisional Cina dengan membantu melancarkan sirkulasi darah.
Manfaat herba segar ginkgo biloba di atas bisa Anda dapatkan dari A. Vogel Ginkgo Biloba. Daun ginkgo biloba dalam A. Vogel dipilih dengan baik dan diolah secara organik, untuk membantu melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari