25 Mar Mengapa Wanita Lebih Sering Mengompol?
Sering mengompol meski sudah dewasa? Hal itu disebut inkontinensia urin dan dialami oleh 35% orang di dunia. Inkontinensia urin atau urine incontinence (UI) lebih sering terjadi kepada wanita dibanding pria. Menurut The Asia Pacific Continence Board (APCB), persentase UI di masyarakat sebanyak 20,9 hingga 35%, di mana 15,1% terjadi pada wanita dan 5,8% dialami oleh pria.
Apa itu sebenarnya inkontinensia urin? Mengapa wanita lebih rentan dibanding pria? Bagaimana pengobatannya? Simak artikel berikut untuk informasi lebih lanjut.
Apakah inkontinensia urin merupakan penyakit?
Jutaan orang mengalami inkontinensia urin (UI) kronis atau sementara, namun umumnya dialami oleh perempuan berusia di atas 50 tahun. Inkontinensia urin adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kontrol kandung kemih sehingga sulit menahan buang air kecil (mengompol) yang bisa disebabkan oleh faktor hormonal, penyakit, penggunaan obat hingga melakukan aktivitas pemicu seperti batuk, bersin, dan olahraga.
Perlu diketahui, UI bukanlah sebuah penyakit melainkan sebuah gejala atau tanda bahwa ada yang salah terhadap kandung kemih atau sfingter. UI terjadi saat saraf atau otot sfingter tidak cukup kuat untuk menahan urin.
Alasan mengapa wanita lebih rentan terkena inkontinensia urin dibanding pria adalah karena adanya perbedaan anatomi saluran kemih. Faktor lain yang dapat memengaruhi ialah perubahan hormonal saat menopause, obesitas, dan penyakit lainnya (sklerosis, parkinson, stroke, tumor otak dan cedera tulang belakang)
4 tipe inkontinensia urin
Inkontinensia stress
Umumnya disebabkan oleh pergerakan tubuh seperti bersin, batuk dan tertawa. Hal ini karena aktivitas tersebut dapat membawa tekanan pada kandung kemih dan menstimulasi keluarnya urin. Selain itu, perubahan fisik yang diakibatkan oleh menopause, persalinan (melahirkan lebih dari satu kali), dan kehamilan juga dapat memicu inkontinensia stres.
Universitas Padjadjaran pada 2017 melakukan riset inkontinensia urin kepada 191 wanita dari usia 20-59 tahun. Hasilnya, 52% dari total responden yang mengalami inkontinensia urin berusia 50-59 tahun. Semakin muda seorang wanita, maka resiko inkontinensia urin akan semakin rendah.
Inkontinensia stres juga dapat terjadi pada saat masa menstruasi. Hal ini terjadi karena rendahnya level estrogen yang menyebabkan perubahan tekanan di uretra sehingga tidak bisa menahan urin.
Inkontinensia mendesak
Saat dimana Anda ingin sekali buang air kecil namun di sela-sela Anda pergi ke toilet, urin keluar begitu saja. Penyebab umum inkontinensia mendesak ialah kontraksi kandung kemih yang tidak tepat. Selain itu, infeksi dan saraf (neurologis) yang tidak normal bisa menjadi penyebab lainnya.
Penyakit diabetes dan hipertiroidisme (tingginya hormon tiroid dalam tubuh) dapat memperparah inkontinensia mendesak.
Inkontinensia fungsional
Keluarnya urin yang disebabkan oleh keterbatasan fisik karena penyakit seperti artritis atau disabilitas.
Inkontinensia luapan
Terjadi ketika seseorang tidak bisa mengosongkan kandung kemih secara sempurna, sehingga mudah mengompol. Hal ini sering terjadi pada pria karena umumnya disebabkan oleh pembesaran prostat. Tipe ini juga bisa disebabkan oleh gangguan saraf yang disebabkan oleh diabetes, tumor dan batu kandung kemih yang menyumbat uretra.
Apa yang harus Anda lakukan?
Kebiasaan mengompol memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan wanita. Tidak hanya dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas, namun hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri.
Memperbaiki gaya hidup yang tidak sehat mungkin akan membantu Anda mencegah resiko sering mengompol, terutama untuk menjaga kesehatan kandung kemih. Berikut hal yang bisa Anda lakukan.
- berhenti merokok
- minimalisir konsumsi alkohol dan kafein
- hindari mengangkat beban
- lakukan olahraga pilates dan senam kegel
- jaga keseimbangan berat badan
Selain 5 hal di atas, Anda juga bisa mengonsumi A.Vogel Solidago Complex. Kombinasi kandungan Solidago, Birch, Restharrow, dan Horsetail di dalamnya dapat membantu menjaga kesehatan saluran kemih dan meluruhkan batu urin atau batu kandung kemih yang mungkin menyumbat uretra Anda.
Meski demikian, Anda tetap disarankan konsultasi dengan tenaga kesehatan di sekitar Anda. Mereka akan membantu menemukan penyebab inkontinensia yang terjadi pada Anda dan bagaimana menanganinya.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari