Mulai dari mandi malam hingga penggunaan obat herbal, banyak mitos terkait penyakit rematik yang beredar di masyarakat dan dipercayai hingga kini. Miskonsepsi ini bisa berakibat pada penanganan yang salah sehingga dapat memperparah kondisi atau bahkan memicu penyakit lain.

Apa itu penyakit rematik?

Penyakit rematik atau yang dikenal secara medis sebagai Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyerang persendian. Autoimun adalah kondisi di mana sistem imun keliru sehingga menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Hingga kini belum diketahui penyebab mengapa autoimun terjadi. Karena ini merupakan penyakit autoimun, area nyeri sendi bisa terjadi di mana saja. 

Berikut 7 mitos penyakit rematik yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat.

Mandi malam dapat memicu penyakit rematik

Ini adalah mitos yang paling banyak dipercaya oleh masyarakat. Faktanya, mandi malam memang dapat memicu dan memperparah gejala RA, tapi hanya bagi mereka yang terkonfirmasi menderita RA. Ini terjadi karena suhu dingin dapat memicu nyeri dan kaku pada pasien RA. 

Rematik hanya bisa dialami oleh orang tua

Rematik justru akan semakin jarang terjadi pada mereka yang lebih tua. Faktanya, rematik bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak. Umumnya penyakit ini menyerang usia 25 hingga 45 tahun. Oleh karena ini penyakit autoimun, gejalanya bisa muncul lebih lama meskipun sebenarnya Anda sudah menderita RA. 

Rematik disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat

Rematik adalah penyakit autoimun, di mana alih-alih melindungi tubuh, sistem imun justru menyerang sel-sel sehat, sementara asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat. Penyakit asam urat dan penyakit rematik adalah penyakit yang berbeda meski sama-sama bisa menyebabkan nyeri sendi. Namun dua penyakit ini bisa saja terjadi secara bersamaan. Kadar asam urat mungkin dapat memengaruhi faktor resiko rematik pada lansia. 

Pijat refleksi dapat menyembuhkan rematik

Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian sehingga membuat penderitanya merasakan nyeri sendi di beberapa bagian tubuh seperti lutut dan tangan. Pijat refleksi mungkin dapat mengurangi gejala rematik untuk sementara, tapi tidak bisa menyembuhkannya. 

Rematik tidak berbahaya

Pasien rematik memiliki angka kematian 1,5 lebih tinggi dari orang biasa. RA merupakan penyakit kronis yang dapat memicu banyak komplikasi serius seperti masalah paru-paru dan jantung. Biasanya pasien RA bisa meninggal karena komplikasi.

Rematik disebabkan oleh makanan jeroan

Sejauh ini, RA disebabkan oleh sistem imun abnormal bukan makanan. Namun, jeroan memiliki efek peradangan sehingga mengonsumsinya akan memperparah nyeri sendi pada pasien rematik. 

Obat dan metode tradisional dapat menghilangkan penyakit rematik

Banyak sekali obat dan metode tradisional yang dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan RA, seperti jamu, sandal rematik, bahkan gelang dan kalung magnet. RA tidak bisa disembuhkan. Anda akan membawa penyakit ini kemana pun Anda pergi. Hingga kini tidak ada bukti efikasi obat dan metode tradisional tersebut. 

Herba untuk mengurangi gejala rematik

Terdapat herba yang bisa membantu mengurangi gejala rematik, yaitu Harpagophytum procumben atau sering dikenal sebagai devil’s claw. Tumbuhan ini memiliki efek anti-peradangan dan analgesik sehingga dapat membantu meredakan pegal dan nyeri. Manfaat devil’s claw bisa Anda dapatkan di A. Vogel Devil’s Claw. Komposisi devil’s claw sebagai herba segar dalam A. Vogel diproses secara tanpa pengeringan sehingga kandungannya terjaga untuk membantu meredakan nyeri sendi. 

Ditinjau oleh: dr. Addina Witsqantidewi, BMedSci

Musim Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini mengharuskan kita untuk melakukan Work from Home (WFH). Aktivitas duduk berjam-jam hampir setiap hari saat WFH, terutama jika tidak duduk di kursi dan meja kerja dengan postur yang ergonomis plus kurang gerak seringkali memicu rasa kaku atau nyeri sendi, umumnya di area pinggang, punggung, atau leher. Apakah Anda salah satu yang mengalaminya? Untuk mencegah maupun mengatasinya Anda harus rutin melakukan olahraga untuk sendi. Apa saja exercise yang bisa Anda coba? Simak di artikel ini.

Kurang Gerak Memicu Nyeri Sendi

Selama masa pandemi, mobilitas kita menjadi terbatas. Akibatnya tingkat aktivitas fisik yang dilakukan jadi berkurang. Yang biasanya bisa bebas pergi ke gym atau berolahraga di ruang publik lainnya juga mungkin jadi lebih jarang melakukan exercise. Sebaliknya kita jadi lebih banyak menghabiskan waktu duduk di depan layar, entah itu untuk menyelesaikan pekerjaan atau sekadar mencari hiburan. Dalam jangka panjang, rutinitas yang kurang gerak fisik seperti ini dapat meningkatkan resiko kaku dan nyeri sendi.  Karena itu jangan abaikan kesehatan sendi Anda. Lakukan exercise berikut untuk mencegah maupun mengatasi kaku dan nyeri pada sendi:

1. Range of Motion Exercise

Latihan yang dilakukan untuk memperbaiki pergerakan sendi-sendi sehingga lebih fleksibel, misalnya mengangkat tangan diatas kepala, memutar leher perlahan, menggulirkan bahu ke depan dan ke belakang, memutar pinggang ke kanan-kiri,  dan lainnya. Latihan ini baik untuk membantu mengurangi kekakuan dan rasa nyeri pada sendi dan dapat dilakukan dimana saja. Jangan lupa sediakan waktu setiap beberapa jam sekali untuk stop sejenak dari rutinitas kerja Anda untuk melakukan exercise ini, bila perlu pasang alarm secara khusus untuk exercise break. Anda juga dapat mendownload aplikasi exercise reminder yang kini banyak tersedia.

2. Strengthening Exercise

Exercise yang satu ini membantu memperkuat otot sehingga dapat mendukung dan melindungi persendian, contohnya latihan beban. Pastikan untuk tidak menggunakan beban yang terlalu berat karena dapat memicu nyeri sendi yang lebih parah. Hindari latihan kelompok otot yang sama dua hari berturut-turut dan beristirahatlah jika persendian Anda terasa sakit atau bengkak. Jangan memaksakan diri melakukan exercise bila sendi Anda tidak sedang dalam kondisi fit.

3. Aerobic Exercise

Aerobic memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular, mengontrol berat badan, hingga menambah stamina dan energi. Anda dapat melakukan low-impact aerobic misalnya berjalan kaki, bersepeda santai, atau berenang. Dalam seminggu, usahakan untuk melakukan exercise ini selama 150 menit atau 30 menit per hari, Anda dapat membaginya dalam beberapa hari sesuai dengan kemampuan. Anda yang masih WFH bisa mencoba jalan di tempat atau keliling dalam rumah. Sedangkan Anda yang sudah kembali bekerja di kantor, bisa berjalan di tempat di samping meja kerja, atau naik turun tangga. 

Bantu Atasi Nyeri Sendi dengan Herba Segar

Bagi Anda yang sudah merasakan keluhan seperti nyeri sendi semasa WFH, selain berolahraga dan beraktivitas fisik, Anda juga dapat menambahkan konsumsi herba Harpagophytum procumbens atau Devil’s Claw. Akar dari tumbuhan asal Afrika Selatan ini telah lama dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional masyarakat setempat untuk mengatasi nyeri sendi dan pegal. Dapatkan manfaat akar Devil’s Claw segar dalam produk A.Vogel yang hadir dengan 2 pilihan sediaan yaitu tincture A.Vogel Devil’s Claw dan tablet A.Vogel Atrosan.

Tahukah Anda?

Cuaca yang tak menentu, aktivitas sehari-hari yang padat serta pola hidup yang tidak seimbang membuat batuk dan flu makin mudah menyerang.

Klik di sini!