17 Feb Kesepian di Masa Tua Dapat Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Sebagai makhluk sosial, manusia sejatinya membutuhkan lingkungan sosial untuk dapat berkembang dan bertahan hidup. Hal ini bukan semata-mata demi keuntungan materiel namun melakukan hubungan sosial juga berdampak baik pada kesehatan mental.
Saat seseorang tidak dapat menjalin hubungan dengan orang lain karena satu dan lain hal, hal ini dapat meningkatkan resiko perasaan negatif, salah satunya ialah kesepian. Meski terdengar sederhana, kesepian telah terbukti secara klinis dapat menurunkan daya tahan tubuh yang berpengaruh pada fungsi fisiologis seseorang.
Kesepian tidak serupa dengan menyendiri. Anda bisa saja menyendiri di dalam sebuah ruangan dengan melakukan aktivitas yang Anda sukai tapi tidak merasa tersendiri sementara di sisi lain Anda mungkin berada di tengah-tengah keramaian tetapi Anda merasa asing dan tidak ada satu orang pun yang Anda pikir mengerti posisi Anda.
Kesepian ialah perasaan tertekan yang diikuti oleh persepsi bahwa kebutuhan sosial seseorang tidak terpenuhi oleh kuantitas atau terutama kualitas hubungan sosialnya. Hal ini identik dengan isolasi diri secara mental atau penarikan diri dari masyarakat karena merasa dirinya atau lingkungannya tidak sepadan.
Menurut studi, terdapat 80% orang di bawah 18 tahun yang mengaku kesepian. Persentase ini akan semakin rendah saat berada pada pertengahan 20 hingga 30 tahun namun akan semakin meningkat saat seseorang beranjak tua.
Faktor Resiko Kesepian di Masa Tua
Kesepian pada masa tua dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
- Tidak bekerja
- Tidak memiliki hobi
- Keuangan yang terbatas
- Berada jauh dari keluarga
- Kondisi fisik semakin lemah
- Ditinggalkan oleh pasangan atau teman
- Mengalami disabilitas atau penyakit
Dampak Kesepian di Masa Tua
Tidak seperti kesepian yang dialami oleh orang yang lebih muda, kesepian pada orang yang lebih tua meningkatkan risiko-risiko menjadi dua kali lebih besar. Hal ini sejalan dengan faktor kesehatan dan kondisi fisik yang lebih lemah. Berikut risiko dampak kesepian pada lansia jika tidak ditangani lebih lanjut.
Meningkatkan resiko kematian dini
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Chicago, lansia yang mengalami kesepian akan meningkatkan resiko kematian dini hingga 14%. Mekanisme peningkatan resiko ini ialah dengan cara memicu penyakit kronis untuk berkembang lebih cepat.
Peneliti menemukan bahwa orang kesepian memiliki peradangan yang lebih besar dan kekebalan tubuh yang lebih lemah dibanding mereka yang tidak kesepian, yang kemudian dihubungkan pula dengan sebuah mekanisme yang disebut conserved transcriptional response to adversity (CTRA).
CTRA ditandai dengan peningkatan ekspresi gen yang berperan dalam inflamasi dan penurunan ekspresi gen yang terlibat dalam respon antivirus. Semakin besar ekspresi gen CTRA dalam sel darah putih atau leukosit, semakin besar resiko terkena penyakit kronis.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada mereka yang kesepian adalah lingkaran yang tak terputus. Saat Anda merasakan kesepian terutama penolakan dan kehilangan orang terdekat, Anda akan merasa bahwa realita tak lagi sama sehingga Anda enggan melakukan interaksi sosial. Monotonnya aktivitas di dalam ruangan akan membuat siklus tidur Anda menjadi tidak teratur sehingga membuat Anda kekurangan tidur.
Pada titik tersebut, Anda akan semakin malas untuk melakukan interaksi sosial, pun sebaliknya. Kurang tidur menumpulkan aktivitas di daerah otak yang biasanya mendorong keterlibatan sosial sehingga kadangkala orang yang kurang tidur akan merasakan penolakan dengan dasar asumsi terhadap sekelilingnya.
Menurunkan sistem daya tahan tubuh
Kesepian sangat erat kaitannya dengan stres. Saat Anda stres, tubuh Anda akan menurunkan limfosit tubuh atau sel darah putih yang bertugas untuk membantu melawan infeksi. Hal ini mengakibatkan penurunan kekebalan daya tahan tubuh.
Cara Menangani Kesepian
Kesepian pada masa tua sejatinya umum terjadi namun banyak orang yang tidak menyadari dampak negatif yang mengintai terutama di Indonesia. Lansia di Indonesia umumnya dirawat oleh keluarga dekat atau menyewa tenaga keperawatan. Jarang sekali orang Indonesia memanfaatkan fasilitas panti jompo karena alasan finansial atau moralitas.
Namun jangan khawatir, berikut beberapa cara mudah untuk menangani kesepian pada masa tua bagi Anda atau orang terdekat Anda.
Meditasi
Menurut studi dari UC Berkeley, meditasi tidak hanya dapat menjernihkan pikiran namun juga dapat mencegah demensia. Hal ini terjadi karena meditasi dapat meningkatkan kemampuan hipokampus dalam otak untuk melahirkan neuron baru hingga dewasa, yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga otak tetap tajam.
Ikut komunitas lokal
Mengikuti sebuah komunitas dapat membuat Anda tetap sibuk dan mungkin Anda akan memiliki pandangan yang baru mengenai hidup Anda.
Pelajari teknologi
Anda atau orang terdekat Anda mungkin tidak terbiasa dengan segala kemajuan teknologi yang ditawarkan namun ada banyak hal yang akan terlewatkan jika seseorang gagap teknologi. Jika seseorang melek terhadap teknologi, komunikasi kepada orang-orang terdekat akan semakin lancar dan akan mereduksi rasa kesepian.
Herba untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Oleh karena kesepian dapat menurunkan daya tahan tubuh, Anda dapat mengonsumsi suplementasi seperti A. Vogel Echinaforce Tincture untuk peningkatan daya tahan tubuh. A. Vogel Echinaforce Tincture mengandung echinacea yang telah lama digunakan sebagai obat herba untuk mengatasi berbagai penyakit, luka, hingga meningkatkan sistem imun tubuh. Dapatkan manfaat ekstrak Echinacea purpurea dalam 2 jenis produk Echinaforce yaitu A.Vogel Echinaforce Tincture dan tablet A.Vogel Echinaforce Tablets.
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami kesepian terus menerus, konsultasikan kepada tenaga profesional di sekitar Anda.